Resume:
Toto-chan adalah anak kelas 1 SD yang memiliki rasa ingin tahu yang sangat besar, tapi karna rasa ingin tahu itu dia dianggap anak nakal oleh orang dewasa di sekitarnya. karna itu pula Toto-chan dikeluarkan dari sekolahnya
Mama Toto lalu mendaftarkan Toto ke Tomoe Gakuen. Totto-chan sangat senang dengan sekolah barunya, yang kelasnya terdiri dari gerbong-gerbong kereta yang tak di pakai lagi. ia bisa belajar sambil membayangkan melakukan perjalanan dengan kereta api.
bagi Toto-chan sekolah barunya ini sungguh sangat menyenagkan.
Di Tomoe Gakuen, para murid bebas memilih urutan pelajaran sesuai keinginan mereka. Ada yang memulai hari dengan belajar fisika, ada yang mendahulukan menggambar, ada yang ingin belajar bahasa dulu, pokoknya sesuka mereka. Karena sekolah itu begitu unik, Totto-chan pun merasa kerasan.
Disekolah barunya itu Toto-chan tidak hanya belajar tentang pelajaran sekolah .Tapi ia juga mendapatkan banyak pelajaran berharga tentang persahabatan, rasa hormat dan menghargai orang lain, serta kebebasan menjadi diri sendiri. Begitulah sekolah baru Toto-chan yang mengajarkan banyak pelajaran berharga bagi Toto.
Review:
Totto-chan: Gadis Cilik di Jendela adalah sebuah novel non-fiksi karya Tetsuko Kuroyanagi.
Novel ini menceritakan pengalaman hidup Tetsuko sendiri, ketika ia masih bersekolah [SD].Novel ini sungguh sangat menarik untuk dibaca.
Novel ini Diterbitkan pertama kali di Jepang pada tahun 1981 oleh Kodansha International, Ltd. Di Indonesia, buku ini diterbitkan pertama kali tahun 2003 oleh Gramedia Pustaka Utama.
.
Cerita Totto-chan yang mempunyai rasa ingin tahu yang sangat besar dibandingkan anak-anak lain seumurannya. ditambah dengan cara pendidikan ‘unik’ yang diterapkan Tomoe Gakuen merupakan sebuah pelajaran berharga yang sebenarnya bisa dipetik oleh para guru di Indonesia, maupun negara-negara lain.
Saya sungguh merasa kagum kepada sosaku Kobayashi [1893 - 1963], sang Kepala Sekolah Tomoe yang berhasil menerapkan sistem pendidikan yang sangat menyenangkan bagi murid-muridnya. dan juga membangun perkembangan kepribadian mereka supaya tumbuh dengan baik.
